Friday, April 25, 2014

Mendengarkan Musik Jepang itu Ternyata Menyenangkan

Musik jepang mulai saya kenal sejak kecil, semua karena film kartun (atau nam "resmi"nya adalah anime) tiap hari minggu atau tiap sore hari senin sampai jumat, soundtrack dari fim kartun jepang mulai dari naruto, one piece, slamdunk, flame of recca, ghost at school, inuyasha, terasa enak sekali didengar. Bahkan ada yang saya tonton hanya demi menunggu soundtrack ending nya, yaitu ending dari one piece yang berjudul memories ini.

Mungkin semenjak itu saya menyukai lagu-lagu jepang, tapi hanya sebatas lagu dan musiknya, tak pernah tau apa judulnya dan siapa penyanyinya. Soundtrack one piece diatas pun baru saya tahu judulnya setelah sekian 5-6 tahun, ketika internet merebak.

Nama penyanyi jepang pertama yang saya tahu adalah Utada Hikaru dengan lagu First Love-nya,
yang beberapa kali saya dengarkan dari radio semasa SMP, setelah itu tak banyak yang saya tahu lagi.

Dan akhirnya kecintaan saya terhadap musik jepang muncul di akhir tahun 2011, ketika teman-teman saya mulai suka menonton film-film jepang, saat itu salah satu film yang menarik perhatian saya berjudul Taiyou no Uta, dengan lagu Good bye days nya yang sangat bagus. ya, lagu tersebut dinyanyikan oleh seorang wanita bernama YUI yang juga sebagai pemeran utama film taiyou no uta tersebut.





Sejak itulah seketika saya mencari lagu-lagu YUI, dan ternyata memang enak didengarkan. Memang saya tidak mengerti arti dari lirik lagu yang dinyanyikan, tetapi musik dan cara bernyanyinya selalu bisa membuat saya larut dalam lagunya dan seakan-akan menikmati maksud dari lagu tersebut. Ini beberapa lagu YUI favorit saya Tokyo, to mother dan che.r.ry


Awal tahun 2012 saya mulai tertarik dengan grup idol jepang yaitu AKB48, awalnya hanya tertarik melihat wanita-wanita cantik ini menyanyi dengan gaya mereka yang imut, lucu, dan sexy tentunya. Tak banyak sebenarnya alasan untuk menyukai grup ini selain hal-hal diatas. Tapi entah mengapa banyak lagu mereka yang membuat ketagihan untuk didengar. Dengan image mereka yang imut tersebut ternyata banyak lagu-lagu mereka yang musiknya rock, seperti blue rose, majisuka rock n roll dan salah satu lagu favorit saya, give me five. Sampai sekarang pun saya masih suka mengikuti perkembangan grup ini, dengan beberapa barunya.

Setelah itu, beberapa band & grup musik kesukaan saya muncul berkat rekomendasi seorang teman saya. yang pertama adalah goosehouse. Goosehouse ini merupakan sebuah grup musik yang rajin membuat cover untuk lagu-lagu populer di jepang sana. Saya yakin teman saya yang satu itu mengetahuin goosehouse ini berkat cover mereka pada lagu Life milik YUI yang terdapat pada album tribute YUI [SHE LOVES YOU], album yang sudah saya dengarkan semenjak lama tapi tak pernah memperhatikan siapa saja penyanyi yang meng-cover lagu YUI didalam album tersebut. Cover buatan goosehouse ini selalu ditayangkan secara live melalui channel ustream mereka Goosehouse ustream channel biasanya setiap malam minggu akhir bulan pukul 18.00 WIB, yang dua minggu kemudian mereka upload di channel youtube Goosehouse youtube channel , cover-covernya sangat enak didengarkan bahkan beberapa terasa lebih enak ketimbang versi aslinya, cover goosehouse pertama yang saya suka adalah Shonichi-nya AKB48.



Setelah itu puluhan cover buatan mereka saya dengarkan, dan beberapa juga ada lagu-lagu original yang juga tak kalah bagusnya. Lagu-lagu original mereka yang saya suka antara lain Sing, Munasawagi Navigation, dan Oto no naru hou e. Tak ketinggalan, salah satu member goosehouse favorit saya, Kei Takebuchi, merilis solo albumnya sebulan yang lalu, dengan lagu andalannya "arigatou" yang sangat enak didengar seharian.

Kemudian, satu lagi grup kesukaan saya berkat rekomendasi teman saya adalah ikimonogakari. Band pop jepang dengan lagu-lagunya yang sangat easy listening. Banyak lagu-lagu mereka yang saya sukai. Salah satunya natsu.koi, musiknya yang asik ditambah suara harmonikanya serasa sedang di pantai menikmati musim panas. Dan masih banyak lagi deh..

Selanjutnya saya menjadi semakin tergila-gila dengan musik jepang dan mengenal beberapa band/penyanyi lagi beserta lagu mereka yang saya sukai, seperti supercell dengan lagu kimi no shiranai monogatari, LiSA (oath sign, im a rock star, best day best way), miwa (hikari e), Maeda Atsuko (flower, time machine nante iranai), Hatsune Miku ft ryo (Odd&Ends), I Wish (Asu e no tobira) dan One OK rock (The beginning, the same as, be the light). Sebenarnya banyak cerita menarik dibalik bagaimana saya mengetahui dan menyukai band/penyanyi tersebut namun terlalu panjang untuk diceritakan satu persatu.

Grup band jepang terakhir yang saya sukai adalah SCANDAL. Semuanya berkat keisengan saya kira-kira sebulan yang lalu saat "berselancar" di youtube menemukan lagu mereka yang berjudul Departure. 

 Dari satu video tersebut saya menemukan banyak hal menarik yang kemudian menjadi alasan saya mencintai grup band tersebut diantaranya personelnya yang cantik, suara dari bassis nya yang unik, dan tentunya musik yang sangat enak didengar. Mulai saat itulah saya mulai mencari video klip, video konser dan info-info dari band yang beranggotakan HARUNA, TOMOMI, MAMI, dan RINA tersebut. HARUNA dengan suaranya yang sangat powerful, TOMOMI dengan suaranya yang menarik, yang sering disebut "chipmunky voice", MAMI dengan permainan gitarnya yang memukau, RINA dengan kecantikannya ketika memainkan drum, benar-benar menyihir saya untuk selalu menyukai mereka. Tetapi favorit saya adalah suaranya TOMOMI terutama pada lagu houkago 1h.

Dua hari yang lalu, SCANDAL merilis single terbaru mereka yang berjudul Departure. Dan karena saya ketagihan dengan lagu departure tersebut, alhasil untuk pertama kalinya saya membeli single original mereka dan sekarang masih menunggu dvd mereka sampai ke tangan saya.

Seperti itulah sedikit cerita bagaimana saya menyukai musik jepang. Yang jelas bagi saya, lirik lagu itu alasan kesekian dalam menyukai sebuah lagu, yang terpenting musiknya. Faktanya adalah saya tidak mengerti arti dan maksud dari lirik sebagian besar lagu jepang yang saya dengarkan diatas, tetapi musiknya lah yang membuat saya cinta. dan intinya, mendengarkan musik jepang itu ternyata menyenangkan.


Tuesday, April 15, 2014

jadilah SUPORTER bukan FANS belaka #supportyourlocalteam

Hari ini 15 April 2014, kick off Divisi Utama Liga Indonesia pun akhirnya dimulai. Ajang yang saya tunggu sejak setahun yang lalu, terakhir kali berteriak kegirangan di stadion sambil menyebutkan nama-nama pemain idola saya di lapangan terjadi 11 mei 2013, ketika itu Topas Pamungkas, Seto Nurdiantoro dan Wawan Sucahyo membobol tim asal bumi banyuwangi. Hati ini sudah rindu rasanya.

Kerinduan saya menonton "pahlawan biru" kota ini segera terobati, meskipun hari ini tak bisa ikut menyaksikan mereka berlaga tandang di Ngawi, tapi tepat seminggu lagi saya akan ikut membiru di stadion Mandala krida, sebagai SUPORTER.

Bicara kata suporter, banyak hal yang kadang menganggu pikiran, tentang orang-orang yang suka mengaku suporter tim di eropa sana. Teringat kata-kata seseorang dalam mendefinisikan kata suporter  

"suporter itu ya dukung timnya langsung di stadion, dengan membeli tiket, syukur-syukur uang kembaliannya gak usah diminta, itung-itung buat nyumbang ke klub"

Orang yang hanya menonton tim yang bahkan tidak ada sangkut pautnya dengan hidup mereka, terutama bukan tim darimana mereka berasal, dan hanya menonton klub tersebut dari layar kaca berani menyebut dirinya suporter?kata yang tepat sebenarnya hanyalah FANS belaka.

Menurut saya, mereka tak perlu berlebihan dalam merayakan apa yang tim layar kaca menangkan, tak perlu marah ketika tim teresebut dikritik apalagi sampai tawuran seperti yang terjadi beberapa waktu yang lalu di kota ini. sebagai fans, apa yang pantas dibanggakan? fans yang bahkan tak pernah turut apapun dalam mendukung tim tersebut dan apakah sebenarnya pantas mendukung tim tersebut?

Mungkin untuk beberapa orang yang kotanya tidak memiliki tim yang berlaga di liga negeri ini, itu bisa sedikit dimaklumi. Tetapi untuk orang di kota-kota besar, dengan timnya yang sedang berjuang di liga lokal, itu aneh. Aneh ketika rela mengeluarkan ratusan hingga jutaan rupiah untuk satu kostum original tim eropa, tapi tidak pernah membeli satupun kostum tim lokalnya, Aneh ketika mengeluarkan uang untuk tiket masuk nonton bareng, tapi tak pernah membeli tiket stadion untuk mendukung tim lokalnya.

Ya itulah sedikit gambaran tentang pecinta sepakbola di negeri ini. Malam ini, saya sedikit bangga melihat beberapa foto pertandingan tim tetangga, yang merupakan tim rival dari PSIM, tentang suporternya yang pasti, melihat totalitas mereka mendukung tim lokalnya itulah yang disebut SUPORTER sejati. dan saya pun jelas menantikan menonton PSIM bertanding melawan tim mereka, di kandang kami maupun di tempat mereka.

Pesan saya, jangan pernah acuhkan sepakbola lokal anda, berikan cinta anda kepada mereka bukan untuk tim yang hanya bisa anda tonton di layar kaca.

Sunday, February 16, 2014

Berakhir juga setelah 4,5 Tahun

"Beberapa hari lagi perjalanan 4,5 tahun di tempat ini resmi berakhir sudah" itulah yang selalu terlintas dipikiran saat memasuki bulan ini.

Tulisan ini sempat akan tertulis 4 tahun yang lalu, namun saat itu tak terbayangkan masa depan yaitu hari ini akan seperti apa. Saat setengah hati menjalani setengah tahun pertama dan tak berjalan dengan baik (seperti yang pernah saya tulis disini), tak disangka bisa bertahan selama 4 tahun berikutnya hingga momen ini datang juga.



Tempat ini, ya cukup disebut dengan kata "tempat ini" saja tak perlu diskripsi lain. Tak satu orang pun harus disalahkan mengapa bisa terdampar disini, lagipula itu pilihan diri sendiri. Namun pilihan kedua dalam pikiran kadang harus menjadi pilihan pertama atau bahkan pilihan satu-satunya saat roda kehidupan ini berputar.

Menghabiskan setengah tahun dengan menyalahkan orang-orang yang tidak memberi kesempatan untuk menggapai pilihan pertama itu melelahkan. Tetapi rasa penasaran ternyata tak kenal lelah. ingin rasanya mencoba, tak peduli jika akhirnya gagal, tapi setidaknya pernah mencoba. Memang rasa sakit karena kegagalan itu tak lebih sakit daripada tak dapat kesempatan untuk mencoba.

Selama itu banyak komentar dan kritikan yang muncul, mulai dari rasa simpati, mengajak bersyukur atas apa yang terjadi bahkan sampai yang bernada mengusir dari tempat ini. Tak mampu banyak berkomentar cukup dengan menerimanya. Toh pada akhirnya mau tak mau harus bertahan di tempat ini. Dan mencoba mulai mengubah pikiran dengan kata jika tak bisa bertahan di tempat ini, maka tak pernah bisa juga bertahan di tempat lain, terutama tempat yang diinginkan selama ini.

Tak banyak yang bisa diceritakan setelah setengah tahun pertama tersebut dan tanpa disadari waktu berlalu begitu saja, seperti "ah, bisa juga bertahan di tempat ini". bahkan semakin lama keadaan semakin terlihat membaik. dan yang tak pernah terpikir sebelumnya, tempat ini memberikan banyak pelajaran berharga, salah satunya adalah bagaimana cara bertahan di tempat yang bagimu itu tidak nyaman.

Cara bertahan di tempat ini sangat sederhana, cukup temukan orang-orang yang mampu membuatmu tertawa dan dapat diajak berjuang bersama. Setidaknya bersama hingga tahun ke-empat, masalah mereka bisa berhasil lepas dari tempat ini bersamamu, lebih cepat ataupun lebih lama, itu permasalahan masing-masing individu.

Pelajaran dan kenangan itu hal yang berbeda, empat setengah tahun bukan waktu yang sedikit, dan ternyata tak banyak hal yang terkenang. Sempat mencoba mengingat momen yang berkesan untuk ditulis tapi tempat ini seperti tak beri ijin untuk membuat banyak kenangan. Namun bersama orang-orang yang dikenal di tempat itu, beberapa kenangan tak terlupakan sempat terukir indah.

Tidak ada yang lebih baik............

daripada malam kebersamaan di Pantai Krakal.

daripada dinner di atas Sungai Musi.

daripada pekan olahraga yang kita menangkan 2 kali.

daripada futsal tiap jumat.

daripada traktiran bulanan.

Masih ada beberapa lagi tapi tak apalah, dengan kenangan yang sedikit tersebut, setidaknya cukup untuk mengingat setiap orang yang pernah dikenal di tempat ini.

Dan akhirnya 4,5 tahun tersebut kini mencapai batas perjalanannya. Tak ada lagi penyesalan terdampar di tempat ini, tak ada keluhan lagi, yang ada hanya ucapan terima kasih untuk segalanya.